Umunya terdiri dari suku melayu sedangkan suku-suku lain yang berdomisili di daerah ini antara lain adalah:
1. Suku bugis, banjar, jawa Mereka kebanyakan diam di kampung-kampung dan telah berbaur erat dengan penduduk setempat sejak ratusan tahun silam.
2. suku minang kabau, terutama datang dari Riau daratan, tinggal di kota-kota di lingkungan pasar, sebagai pedagang.
3. bangsa asing, terutama bangsa cina, banyak diam di daerah dan hidup sebagai pedagang, nelayan dan tani.
4. suku lainnya adalah suku yang masih belum maju, yakni orang laut, orang akek, dan orang hutan.
Asal Usul
Menurut catatan sejarah, suku pertama yang mendiam nusantara ini adalah suku wedoide. Hidupnya mengembara, karena semata-mata bergantung kepada alam.
Sekitar 300 SM datang gelombang kedua yang disebut suku deutro melayu, mereka mendesak suku proto-melayu kedaerah pedalaman. Sisanya bercampur dengan pendatang baru itu yang menurunkan manusia yang kini disebut suku melayu dan merupakan mayoritas penduduk RIAU.
Pola penyebaran penduduk belum merata karena kebanyakan bermukim dikampung yang terdapat di pesisir pantai dan sebagian kecil tinggal di perkotaan. Belum meratanya penyebaran penduduk di kepulauan RIAU kini tercermin dari masih banyaknya pulau-pulau tersebut yang tidak didiami orang. Hal ini kemungkinan karena sebagian dari pulau-pulau itu tidak memenuhi persyaratan untuk di diami seperti tanahnya yang tidak subur atau kerena letaknya amat terpencil.
Tiang tangga berbentuk segi empat atau bulat.Pada kiri kanan tangga ada kalanya diberi tangan tangga yang dipasang sejajar dengan tiang tangga, dan selalu diberi tiang hiasan berupa kisi-kisi larik atau papan tembus.
Jumlah anak tangga tidak ditentukan, tetapi tergantung pada tinggi rendahnya rumah tersebut.
Bentuk tiangnya bulat atau bersegi.Tiang yang terdapat pada keempat sudut rumah induk disebut “Tiang Seri”,yaitu tiang pokok rumah tersebut.
Tiang ini tidak boleh bersambung,harus sampai dari tanah ketutup tiang,sedangkan tiang yang terletak diantara tiang Seri sebelah depan rumah, disebut Tiang Penghulu.
Jumlah tiang rumah induk paling banyak 24 buah, sedangkan tiang untuk bangunan yang lainnya tidaklah ditentukan jumlahnya. Pada rumah bertiang 24, tiang-tiang itu didirikan 6 baris, masing-masing baris 4 buah tiang, termasuk tiang seri.
ASPEK AGAMA :
- SEGI EMPAT : MELAMBANGKAN EMPAT PENJURU MATA ANGIN. DENGAN DEMIKIAN RUMAH ITU MENDATANGKAN REZEKI DARI 4 PENJURU MATA ANGIN TERSEBUT.
- SEGI ENAM : MELAMBANGKAN RUKUN IMAN DALAM AJARAN ISLAM. DENGAN DEMIKIAN DIHARAPKAN PEMILIK RUMAH DAPAT TETAP TAAT DAN BERIMAN KEPADA TUHANNYA, SESUAI AJARAN ISLAM.
- SEGI TUJUH : MELAMBANGKAN TUJUH TINGKATAN SURGA DAN TUJUH TINGKATAN NERAKA. KALAU PEMILIK RUMAH BAIK DAN SALEH, MAKA IA AKAN MASUK KE SALAH SATU TINGKATAN SURGA TERSEBUT, DAN SEBALIKNYA.
Rasuk berbentuk persegi yang terbuat dari kayu keras,dan dipasang menembus tiang. Rasuk adakalnya disebut “Gelegar Jantan” atau ” Gelegar Induk”
RASUK : BALOK PERSEGI EMPAT YANG TERBUAT DARI KAYU KERAS SEPERTI TEMBUSU, RESAK ,DAN KULIM. BIASANYA RASUK DIBUAT GANDA. RASUK GANDA DISEBUT RASUK INDUK DAN RASUK ANAK. RASUK INDUK SEBELAH BAWAH DAN RASUK ANAK SEBELAH ATAS.
DISEBUT JUGA ANAK Rasuk,ukurannya lebih kecil dari Rasuk,yang disusun melintang diatas rasuk.
5. BENDUL
Umumnya berbentuk bersegi empat,dan merupakan balok yang tidak boleh bersambung. Bendul berfungsi sebagai batas ruangan dan batas Lantai.
Berbentuk balok persegi empat atau bulat. Fungsi utamanya adalah tempat melekatkan dinding dan sebagai penyambung tiang dari rasuk ke tutup tiang pada kedua ujungnya diberi puting. Sebelah bawah dirasuk, sedangkan puting sebelah atas dipahatkan ke dalam tutup tiang.
Pekayuan yang menghubungkan jenang dengan jenang, bentuknya persegi atau bulat, bahannya seperti bahan jenang tetapi ukurannya lebih kecil dan kedua ujung sento dipahatkan kedalam jenang.
Kayu yang dipasang melintang di atas tutup tiang disebut alang. Bentuknya persegi, berfinghsi sebagai gelegar loteng atau balok tarik dibawah kuda-kuda. Berukuran sama atau lebih kecil sedikit dari tutup tiang.
\
11. GULUNG - GULUNG
BerbentuK persegi, dipasang sejajar dengan tulang bubung, dan terletak di atas kasau jantan.
Berbentuk persegi. Berfungsi sebagai tempat pertemuan ujung kasau dan ujung atau sebelah atas. Di atas tulang bubung dipasang peraung, yakmi atap yang menutup pertemuan puncank atap.
Lobang angin atau yang biasa disebut dengan ventilasi yang di buat khusus dibagian luar rumah, biasanya berbentuk segi delapan, segi empat atau bulat. Du rumah sederhana biasanya dibuat berbentuk segi empat.
Loteng disebut langsa. Loteng yang terletak di atas bagian belakang rumah (telo atau dapur ) disebut paran atau para, namun tidak banyak rumah yang memakai loteng. Terbuat dari papan yang disusun rapat sama seperti lanati ruma induk, hanya lantai loteng ukurannya lebih kecil dan tipis.
LOTENG DISEBUT LANGA. LOTENG YANG TERLETAK DIATAS BAGIAN BELAKANG RUMAH DISEBUT PARAN, NAMUN TIDAK BANYAK RUMAH YANG MEMAKAI LOTENG. BANYAK PULA LOTENG YANG DIBUAT TIDAK MENUTUPI SELURUH BAGIAN ATAS RUANGAN, TETAPI HANYA SEBAGIAN SAJA ATAU BRBENTUK HURUF ‘L’ SEBAB KALAU DIADAKAN PESTA PERKAWINAN, PADA BAGIAN YANG TIDAK BERLOTENG DAPAT DIBUAT PELAMINAN YANG TINGGI, KEMUDIAN DIATASNYA DIPASANG LANGIT – LANGIT. KALAU SELURUH RUANGAN DIATASNYA DIPASANG ATAU DIBERI LOTENG, MAKA RUANGAN ITU TINGGINYA TERBATAS. KARENA ITULAH WALAUPUN TIDAK ADA LARANGAN BAGI PENDUDUK BIASA UNTUK MEMBUAT LOTENG SEPERTI INI YANG BANYAK MEMBUATNYA ADALAH KAUM BANGSAWAN.
NAMA LOTENG “ ANJUNGAN MENGINTAI “ DIBERIKAN, KARENA ANAK DARA YANG DI PINGIT DILOTENG ITU, SELALU MENGINTAI ATAU MENGINTIP, BAIK KELUAR RUMAH MAUPUN ADA TAMU YANG DATANG KERUMAH ITU. MEREKA YANG BERADA DIDALAM PINGITAN ITU, TIDAK BOLEH KELUAR ATAU MENEMUI TAMU, KECUALI TAMU DAN MUHRIMNYA.
Jendela biasa disebut “tingkap” atau “pelinguk”, . bentuknya sama denagn pintu tapi ukurannya lebih kecil. Daun jendela satu lembar dan 2 lembar. Sebagai pengaman, jendela di pasang jejarak panjang yang disebut kisi-kisi yang terbuat dari kayu yang berbentuk segi empat, biasanya diberi panel yang tingginya 30-40cm.
JENDELA LAZIM DISEBUT “ PELINGUK “ PERBEDAAN KETINGGIAN LETAK JENDELA ADA KALANYA DISEBABKAN OLEH PERBEDAAN DENGAN KETINGGIAN LANTAI DAN ADA PULA BERKAITAN DENGAN ADAT ISTIADAT.
SALAH SATU ADAT PENDUDUK DAERAH INI ADALAH MEMINGIT ANAK GADISNYA. IA TIDAK BOLEH BERKELIARAN DILUAR RUMAH, ATAU TIDAK PULA UNTUK MELONGOK DI JENDELA ATAU BERMAIN – MAIN DI PINTU. UNTUK MENJAGA SUPAYA ANAK GADIS INI TIDAK KELIHATAN DARI LUAR, DAN TIDAK BERMAIN DI JENDELA, MAKA JENDELA RUMAH DIBUAT TINGGI.BIASANYA SEUKURAN ORANG BERDIRI DARI LANTAI.
Singap disebut teban layer atau bidai. Bagian ini biasa dibuat bertingkat dan diberi hiasan yang sekaligus berfungsi sebagai ventilasi. Pda bagian yang menjorok keluar diberi lantai yang disebut tubing layer atau lantai alanga buang atau disebut juga undan-undan.
Bahan utama adalah daun pinah dan daun rumbai dan di belakangan ini sering dipergunakan seng. Untuk meletakkan dipergunakab tali rotan, sedangkan untuk meletakkan perabung dipergunakan pasak yang terbuat dari nibung. Pekerjaar memasang disebut menyangit
Typologi Bangunan
Rumah didirikan diatas tiang yang tingginya rata-rata antara 1,05 – 2,40 M,sehingga disebut juga tipe Rumah panggung.
BENTUK ATAP LONTIK ( MELENGKUNG KEATAS PADA KEDUA UJUNGNYA ) MENGANDUNG MAKNA, BAHWA PADA AWAL DAN AKHIR HIDUP MANUSIA AKAN KEMBALI KEPADA YANG MAHA TINGGI, YAKNI TUHAN PENCIPTA SEKALIAN ALAM. DIDALAM KEHIDUPANNYA MANUSIA MEMASUKI LEMBAH YANG DALAM, YANG KADANG – KADANG PENUH PENDERITAAN DAN COBAAN. BILA IA SELAMAT DALAM MENGARUNGI LEMBAH, MAKA AKHIRNYA AKAN KEMBALI KETEMPAT ASALNYA DENGAN SELAMAT.
Rumah Induk termasuk bangunan persegi panjang yang ukuranya tidak ditentukan karena besar kecilnya bangunan tergantung kepada kemampuan pemiliknya. Tetapi yang menjadi ketentuannya adalah bagaimana cara mengukur rumah, sehingga ukuran itu serasi bagi pemiliknya.
22. KOLONG RUMAH
KOLONG RUMAH BIASANYA DIGUNAKAN OLEH PENDUDUK UNTUK MENGUMPULKAN KAYU BAKAR GUNA PERSIAPAN BULAN PUASA.
UMUMNYA DIPERGUNAKAN UNTUK TEMPAT BERTUKANG PERAHU, MENYIMPAN PERAHU ( BERUKURAN KECIL ), TEMPAT MENYIMPAN KAYU API ATAU KAYU BAKAR, TEMPAT KANDANG TERNAK. KOLONG RUMAH TIDAK ADA PEMBAGIAN RUANGANNYA, KECUALI KOLONG DI BAWAH DAPUR CONTOHNYA TEMPAT UNTUK BUANGAN AIR CUCI PIRING YANG BIASANYA DISEBUT PELIMBAHAN.
KETINGGIAN LANTAI TERGANTUNG KEPADA KETINGGIAN TIANG RUMAH. UMUMNYA SELISIH KETINGGIAN ITU ANTARA 20 – 60 CM.
DI RUMAH INDUK LANTAINYA HARUS SELALU DISUSUN RAPAT, BAHKAN DIBERI BERLIDAH YANG DISEBUT “ PIAN “, SEDANGKAN DIRUANGAN DAPUR LANTAINYA DISUSUN JARANG ATAU AGAK JARANG.
LANTAI YANG TERBUAT DARI BELAHAN NIBUNG, BIASANYA DITEMPATKAN DIRUANG BELAKANG, ATAU DITEMPAT YANG SELALU KENA AIR,
SEPERTI TELODAN DAPUR. LANTA NIBUNG INI TIDAK DIPAKU, TETAPI DIJALIN DENGAN ROTAN DAN LEBARNYA ANTARA 5 - 1O CM.
DINDING LIDAH PIAN BIASANYA DIPASANG BAGI RUMAH ORANG –ORANG YANG MAMPU, KARENA UNTUK MEMBUAT PIAN MEMERLUKAN TUKANG YANG AHLI DAN KAYU KERAS YANG TIDAK BERSERABUT.
DINDING RUMAH LONTIK BENTUKNYA KHUSUS YAITU SEBELAH LUAR SELURUHNYA MIRING KELUAR, SEDANGKAN DINDING DALAM TEGAK LURUS. DINDING SELURUHNYA TIDAK MEMAKAI RANGKA DINDING, TETAPI DILEKATKAN KEPADA BALOK YANG DI PURUS DIMANA DINDING DITANAMKAN. BALOK TERSEBUT BERFUNGSI SEBAGAI RANGKA DINDING, JUGA SEKALIGUS MENJADI PENEMU ANTARA PAPAN SATU DENGAN PAPAN YANG LAINNYA.
BALOK KAKI DINDING SEBELAH MUKA MELENGKUNG KEATAS, DAN KALAU DISAMBUNG DENGAN UKIRAN SUDUT – SUDUT DINDING, KELIHATAN SEPERTI BENTUK PERAHU.
SEBAB MENJADI ADAT PULA BAHWA “ LALU LALANG “ DIDEPAN TAMU MERUPAKAN PERBUATAN YANG TERCELA, TIDAK TAHU SOPAN DAN TIDAK BERADAB.
PINTU MALIM MENGANDUNG MAKNA BAHWA PEMILIKNYA ADALAH ORANG ALIM, YAKNI ORANG YANG TAHU ADAT DAN AGAMA, SEHINGGA TIDAK MELANGGAR SOPAN SANTUN. SEDANGKAN PINTU CURI BERMAKNA BAHWA KELUAR MASUK PINTU ITU SEPERTI PENCURI YANG BERJALAN HATI – HATI DAN TIDAK BERISIK SEPERTI PENCURI.
DAUN PINTU DIBUAT BERBENTUK PANEL. BAHANNYA TERBUAT DARI KAYU PILIHAN. PADA BAGIAN ATAS PNTU DIBERI HIASAN SEBAGAI VENTILASI DENGAN UKIRAN TERTENTU SEPERTI BUNGA – BUNGAAN SEDANGKAN PADA BAGIAN BAWAH BIASANYA DIBERI KISI – KISI ATAU PAPAN PANEL. BIASANYA BERGUNA TERUTAMA UNTUK MENJAGA AGAR ANAK KECIL JANGAN TERJATUH.
SETIAP RUANGAN TELAH DIATUR PENGGUNAANYA. HAL INI, BUKAN SAJA UNTUK MENJAGA KEMUNGKINAN KELUAR MASUKNYA ORANG LUAR SECARA BEBAS, TETAP JUGA MEMUPUK RASA DISIPLIN ANGGOTA KELUARGA RUMAH, SUPAYA MELETAKKAN SESUATU SESUAI DENGAN TEMPAT DAN FUNGSI.
RUANG KHUSUS KELUARGA :
DENGAN DEMIKIAN TERHINDARILAH KEMUNGKINAN LALU LALANGYA ORANG DILUAR RUMAH ITU.
SETIAP TAMU YANG DATANG AKAN MEMBATASI DIRINYA UNTUK TIDAK MASUK KE DALAM RUANGAN YANG TERLARANG SESUAI ADAT.
• TEMPAT ANAK-ANAK BERMAIN.
• TEMPAT MELETAKKAN BENDA “KECIL” ALAT TANI DAN NELAYAN.
• BAGI KELUARGA (TERUTAMA LAKI-LAKI) DIGUNAKAN SEBAGAI TEMPAT BERSANTAI.
Perkembangan Arsitektur
JENIS BANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAKAT RIAU BANYAK MENGALAMI PERKEMBANGAN DALAM HAL FUNGSI DAN BENTUKNYA SERTA TEKNOLOGI BAHAN YANG DIGUNAKANNYA. WALAU BELUM DIKETAHUI SIAPA YANG MEMBAWA PENGARUHNYA SAMPAI SAAT INI.
JENIS-JENISNYA, YAITU:
- BANGUNAN INI TERBUAT DARI BAHAN YANG SANGAT SEDERHANA, YAITU ATAP DARI DEDAUNAN DAN DINDING SEKEDARNYA SAJA.
- TEMPAT INI HANYA DIGUNAKAN SEBAGAI TEMPAT TINGGAL SEMENTARA ORANG-ORANG YANG MENCARI IKAN DI SUNGAI DAN ORANG YANG MENCARI HASIL HUTAN.
- BANGUNAN INI SUDAH BERDINDING DAN BERTIANG RENDAH.
- SEKARANG DIPERGUNAKAN ORANG-ORANG UNTUK TEMPAT MENCARI IKAN ATAU MENCARI HASIL HUTAN.
- BANGUNANINI BERTIANG TINGGI, ATAPNYA CURAM KEBELAKANG, DAN SUDAH MENDEKATI BENTUK RUMAH , YAITU BERKULIT KAYU DAN BERLANTAI KULIT KAYU.
- BANGUNAN INI SAMPAI SEKARANG BANYAK DIPERGUNAKAN DI LADANG-LADANG, SEBAB ITU PULA DISEBUT “PONDOK LADANG”.
- BANGUNAN INILAH YANG KEMUDIAN DISEBUT DENGAN RUMAH TRADISIONAL DAERAH RIAU, YANG DALAM PROSES DAN PENEMPATANNYA DIBERI BERBAGAI NAMA ITU.
ANALISA BANGUNAN
Umumnya dinamakan " Rumah Bubung Melayu " atau " Rumah Belah Bubung " atau " Rumah Belah Rabung ".
Selain itu, sebutan yang diberikan kepada rumah itu berdasarkan Bentuk Kecuraman Atap, Variasi Atap, dan Letak Rumah.
- Rumah yang atapnya curam disebut "Rumah Lipat Pandan". (gbr 1)
- Rumah yang atapnya agak mendatar disebut "Rumah Lipat Kanjang".(gbr 2)
- Bila atapnya diberi tambahan disebelah bawah (kaki atap) dengan atap lain maka disebut "Rumah Atap Layar" atau "Rumah Ampar Labu". (gbr 3)
Arsitektur pada banguna rumah tradisional sangat dpengaruhi oleh ajaran agama islam,karena penyebarannya yang melalui perdagangan yang terjadi di pesisir-pesisir pantai.
• Tangga rumah : berjumlah ganjil(biasanya berjumlah 5 anak tangga).Yang berarti 5 rukun islam
1. segi empat : Melambangkan penjuru mata angin yang berarti akan mendatangkan rezeki dari segala penjuru.
2. Segi enam : Merupakan rukun iman yang berarti agar pemilik rumah tetap taat dan beriman kepada Allah.
3. Segi tujuh : Melambangkan adanya tingkatan surga & neraka.
4. Segi delapan : Sama dengan segi empat.
5. Segi sembilan: Melambangkan,bahwa pemiliknya orang mamapu.
• Dinding(rumah lancing) : dindingnya miring keluar dengan hiasan kaki dinding mirip perau atau lancing.