Jumat, 27 November 2009

Perkembangan Arsitektur Kepulauan Riau

Gambaran Umum Penduduk Riau



Umunya terdiri dari suku melayu sedangkan suku-suku lain yang berdomisili di daerah ini antara lain adalah:

1. Suku bugis, banjar, jawa Mereka kebanyakan diam di kampung-kampung dan telah berbaur erat dengan penduduk setempat sejak ratusan tahun silam.

2. suku minang kabau, terutama datang dari Riau daratan, tinggal di kota-kota di lingkungan pasar, sebagai pedagang.

3. bangsa asing, terutama bangsa cina, banyak diam di daerah dan hidup sebagai pedagang, nelayan dan tani.

4. suku lainnya adalah suku yang masih belum maju, yakni orang laut, orang akek, dan orang hutan.



Asal Usul



Menurut catatan sejarah, suku pertama yang mendiam nusantara ini adalah suku wedoide. Hidupnya mengembara, karena semata-mata bergantung kepada alam.
Datang ras rumpun melayu dalam 2 gelombang.
Gelombang pertama sekitar 2500 sampai 1500 SM datang dari daratan asia menyebar ke semenanjung melayu dan nusantara bagian barat. Mereka di kenal dengan sebutan suku proto melayu.

Sekitar 300 SM datang gelombang kedua yang disebut suku deutro melayu, mereka mendesak suku proto-melayu kedaerah pedalaman. Sisanya bercampur dengan pendatang baru itu yang menurunkan manusia yang kini disebut suku melayu dan merupakan mayoritas penduduk RIAU.

Pola penyebaran penduduk belum merata karena kebanyakan bermukim dikampung yang terdapat di pesisir pantai dan sebagian kecil tinggal di perkotaan. Belum meratanya penyebaran penduduk di kepulauan RIAU kini tercermin dari masih banyaknya pulau-pulau tersebut yang tidak didiami orang. Hal ini kemungkinan karena sebagian dari pulau-pulau itu tidak memenuhi persyaratan untuk di diami seperti tanahnya yang tidak subur atau kerena letaknya amat terpencil.


Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:


1.Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)

2.Sistem mata pencaharian hidup

3.Sistem kekerabatan dan organisasi sosial

4.Sistem kepercayaan

5.Bahasa

6.Kesenian







Bentuk Bagian – Bagian Rumah 
Umumnya bagian-bagian rumah terdiri dari:




1. TANGGA





Tiang tangga berbentuk segi empat atau bulat.Pada kiri kanan tangga ada kalanya diberi tangan tangga yang dipasang sejajar dengan tiang tangga, dan selalu diberi tiang hiasan berupa kisi-kisi larik atau papan tembus.
Jumlah anak tangga tidak ditentukan, tetapi tergantung pada tinggi rendahnya rumah tersebut.







TANGGA

- ASPEK KEPERCAYAAN/RELIGI

ANAK TANGGA DIBUAT LIMA TINGKAT, JUMLAH INI ADA KAITANNYA DENGAN AJARAN ISLAM, YAKNI LIMA RUKUN ISLAM.

- ASPEK ADAT

TANGGA TERBUAT DARI KAYU KERAS, DAN DIBERI UKIRAN PADA KAKI DAN ANAK TANGGA. UKIRAN KHUSUS DIBUAT DIKEPALA ANAK TANGGA. TIANG DAN ANAK TANGGA PIPIH, BIASANYA DIBIUAT DARI PAPAN TEBAL. DI PANGKAL TANGGA DIBUAT ALAS DARI KAYU KERAS ATAU BATU, DAN SAMPINGNYA DILETAKKAN TEMPAYAN AIR UNTUK MENCUCI KAKI DAN TERLETAK DISEBELAH KANAN ARAH NAIK.




2. TIANG





Bentuk tiangnya bulat atau bersegi.Tiang yang terdapat pada keempat sudut rumah induk disebut “Tiang Seri”,yaitu tiang pokok rumah tersebut.
Tiang ini tidak boleh bersambung,harus sampai dari tanah ketutup tiang,sedangkan tiang yang terletak diantara tiang Seri sebelah depan rumah, disebut Tiang Penghulu.



Jumlah tiang rumah induk paling banyak 24 buah, sedangkan tiang untuk bangunan yang lainnya tidaklah ditentukan jumlahnya. Pada rumah bertiang 24, tiang-tiang itu didirikan 6 baris, masing-masing baris 4 buah tiang, termasuk tiang seri.

































ASPEK AGAMA :


- SEGI EMPAT : MELAMBANGKAN EMPAT PENJURU MATA ANGIN. DENGAN DEMIKIAN RUMAH ITU MENDATANGKAN REZEKI DARI 4 PENJURU MATA ANGIN TERSEBUT.

- SEGI ENAM : MELAMBANGKAN RUKUN IMAN DALAM AJARAN ISLAM. DENGAN DEMIKIAN DIHARAPKAN PEMILIK RUMAH DAPAT TETAP TAAT DAN BERIMAN KEPADA TUHANNYA, SESUAI AJARAN ISLAM.

- SEGI TUJUH : MELAMBANGKAN TUJUH TINGKATAN SURGA DAN TUJUH TINGKATAN NERAKA. KALAU PEMILIK RUMAH BAIK DAN SALEH, MAKA IA AKAN MASUK KE SALAH SATU TINGKATAN SURGA TERSEBUT, DAN SEBALIKNYA.

- SEGI DELAPAN : MELAMBANGKAN DELAPAN ARAH MATA ANGIN. MAKSUDNYA SAMA SEPRTI SEGI EMPAT.

- SEGI SEMBILAN: MELAMBANGKAN BAHWA PEMILIK RUMAH ITU ADALAH DARI GOLONGAN ORANG BERADA DAN MAMPU. TETAPI INI TIDAK MUTLAK, KARENA BANYAK PULA ORANG YANG BERADA DAN MAMPU TAPI TIDAK MEMBUAT TIAMG RUMAHNYA BERSEGI SEMBILAN.


ASPEK ADAT:


- TIANG UTAMA/TIANG TUO : TIANG YANG TERLETAK PADA DERETAN KEDUA PINTU MASUK (MUKA) SEBELAH KIRI DAN KANAN. TIANG INI TIDAK BOLEH BERSAMBUNG. BAHAN YANG SERING DIGUNAKAN BIASANYA ADALH KULIM, TEMBESU, RESAK, DAN PUNAK.

- TIANG GANTUNG : TIANG YANG MENGGANTUNG YANG BIASANYA DIBERI UKIRAN BERUPA RAKUKAN DENGAN MOTIF DAUN DAN BUNGA YANG BERMAKNA BAHWA MASYARAKAT RIAU HIDUP DI ALAM DAN HARUS MENJAGA KELANGSUNGAN ALAM.




3 .R A S U K





Rasuk berbentuk persegi yang terbuat dari kayu keras,dan dipasang menembus tiang. Rasuk adakalnya disebut “Gelegar Jantan” atau ” Gelegar Induk”







RASUK : BALOK PERSEGI EMPAT YANG TERBUAT DARI KAYU KERAS SEPERTI TEMBUSU, RESAK ,DAN KULIM. BIASANYA RASUK DIBUAT GANDA. RASUK GANDA DISEBUT RASUK INDUK DAN RASUK ANAK. RASUK INDUK SEBELAH BAWAH DAN RASUK ANAK SEBELAH ATAS.




4. GELEGAR





DISEBUT JUGA ANAK Rasuk,ukurannya lebih kecil dari Rasuk,yang disusun melintang diatas rasuk.









5. BENDUL




Umumnya berbentuk bersegi empat,dan merupakan balok yang tidak boleh bersambung. Bendul berfungsi sebagai batas ruangan dan batas Lantai.




6. JENANG





Berbentuk balok persegi empat atau bulat. Fungsi utamanya adalah tempat melekatkan dinding dan sebagai penyambung tiang dari rasuk ke tutup tiang pada kedua ujungnya diberi puting. Sebelah bawah dirasuk, sedangkan puting sebelah atas dipahatkan ke dalam tutup tiang.












7. SENTO





Pekayuan yang menghubungkan jenang dengan jenang, bentuknya persegi atau bulat, bahannya seperti bahan jenang tetapi ukurannya lebih kecil dan kedua ujung sento dipahatkan kedalam jenang.












8. TUTUP TIANG





Berbentuk balok persegi empat, besarnya tergantung krpada ukuran tiang dan berfungsi sebagai pengunci bagian atas tiang. Tutup tiang yang menghubungkan ke empat tiang Seri disebut ”tutup tiang panjang”, sedangkan yang menghubungkan tiang-tiang lainnya disebut “tutp tiang pendek”.












TUTUP TIANG : BERBENTUK PERSEGI EMPAT, UKURANNYA TERGANTUNG KEPADA BESARNYA TIANG, TUTUP TIANG MENGHUBUNGKAN TIANG-TIANG SUDUT BANGUNAN DISEBUT TUTUP TIANG PANJANG, SEDANGKAN YANG MENGHUBUNGKAN ANTARA TIANG DENGAN TIANG LAINNYA DISEBUT TUTUP TIANG PENDEK. BERBAHAB SAMA DENAGN TIANGNYA.



9. ALANG





Kayu yang dipasang melintang di atas tutup tiang disebut alang. Bentuknya persegi, berfinghsi sebagai gelegar loteng atau balok tarik dibawah kuda-kuda. Berukuran sama atau lebih kecil sedikit dari tutup tiang.









10. KASAU





Kasau berfungsi sebagai kaki kuda-kuda dan bisa berfungsi sebagai tempat untuk melekatkan atap.



\





11. GULUNG - GULUNG





BerbentuK persegi, dipasang sejajar dengan tulang bubung, dan terletak di atas kasau jantan.













 12. TULANG BUBUNG






Berbentuk persegi. Berfungsi sebagai tempat pertemuan ujung kasau dan ujung atau sebelah atas. Di atas tulang bubung dipasang peraung, yakmi atap yang menutup pertemuan puncank atap.







 13. LOBANG ANGIN





Lobang angin atau yang biasa disebut dengan ventilasi yang di buat khusus dibagian luar rumah, biasanya berbentuk segi delapan, segi empat atau bulat. Du rumah sederhana biasanya dibuat berbentuk segi empat.












14. LOTENG





Loteng disebut langsa. Loteng yang terletak di atas bagian belakang rumah (telo atau dapur ) disebut paran atau para, namun tidak banyak rumah yang memakai loteng. Terbuat dari papan yang disusun rapat sama seperti lanati ruma induk, hanya lantai loteng ukurannya lebih kecil dan tipis.


- ASPEK ADAT

LOTENG DISEBUT LANGA. LOTENG YANG TERLETAK DIATAS BAGIAN BELAKANG RUMAH DISEBUT PARAN, NAMUN TIDAK BANYAK RUMAH YANG MEMAKAI LOTENG. BANYAK PULA LOTENG YANG DIBUAT TIDAK MENUTUPI SELURUH BAGIAN ATAS RUANGAN, TETAPI HANYA SEBAGIAN SAJA ATAU BRBENTUK HURUF ‘L’ SEBAB KALAU DIADAKAN PESTA PERKAWINAN, PADA BAGIAN YANG TIDAK BERLOTENG DAPAT DIBUAT PELAMINAN YANG TINGGI, KEMUDIAN DIATASNYA DIPASANG LANGIT – LANGIT. KALAU SELURUH RUANGAN DIATASNYA DIPASANG ATAU DIBERI LOTENG, MAKA RUANGAN ITU TINGGINYA TERBATAS. KARENA ITULAH WALAUPUN TIDAK ADA LARANGAN BAGI PENDUDUK BIASA UNTUK MEMBUAT LOTENG SEPERTI INI YANG BANYAK MEMBUATNYA ADALAH KAUM BANGSAWAN.

NAMA LOTENG “ ANJUNGAN MENGINTAI “ DIBERIKAN, KARENA ANAK DARA YANG DI PINGIT DILOTENG ITU, SELALU MENGINTAI ATAU MENGINTIP, BAIK KELUAR RUMAH MAUPUN ADA TAMU YANG DATANG KERUMAH ITU. MEREKA YANG BERADA DIDALAM PINGITAN ITU, TIDAK BOLEH KELUAR ATAU MENEMUI TAMU, KECUALI TAMU DAN MUHRIMNYA.



15. JENDELA





Jendela biasa disebut “tingkap” atau “pelinguk”, . bentuknya sama denagn pintu tapi ukurannya lebih kecil. Daun jendela satu lembar dan 2 lembar. Sebagai pengaman, jendela di pasang jejarak panjang yang disebut kisi-kisi yang terbuat dari kayu yang berbentuk segi empat, biasanya diberi panel yang tingginya 30-40cm.

- ASPEK ADAT

JENDELA LAZIM DISEBUT “ PELINGUK “ PERBEDAAN KETINGGIAN LETAK JENDELA ADA KALANYA DISEBABKAN OLEH PERBEDAAN DENGAN KETINGGIAN LANTAI DAN ADA PULA BERKAITAN DENGAN ADAT ISTIADAT.
SALAH SATU ADAT PENDUDUK DAERAH INI ADALAH MEMINGIT ANAK GADISNYA. IA TIDAK BOLEH BERKELIARAN DILUAR RUMAH, ATAU TIDAK PULA UNTUK MELONGOK DI JENDELA ATAU BERMAIN – MAIN DI PINTU. UNTUK MENJAGA SUPAYA ANAK GADIS INI TIDAK KELIHATAN DARI LUAR, DAN TIDAK BERMAIN DI JENDELA, MAKA JENDELA RUMAH DIBUAT TINGGI.BIASANYA SEUKURAN ORANG BERDIRI DARI LANTAI.



 16. SINGAP




Singap disebut teban layer atau bidai. Bagian ini biasa dibuat bertingkat dan diberi hiasan yang sekaligus berfungsi sebagai ventilasi. Pda bagian yang menjorok keluar diberi lantai yang disebut tubing layer atau lantai alanga buang atau disebut juga undan-undan.



20. ATAP





Bahan utama adalah daun pinah dan daun rumbai dan di belakangan ini sering dipergunakan seng. Untuk meletakkan dipergunakab tali rotan, sedangkan untuk meletakkan perabung dipergunakan pasak yang terbuat dari nibung. Pekerjaar memasang disebut menyangit
Typologi Bangunan










 Rumah didirikan diatas tiang yang tingginya rata-rata antara 1,05 – 2,40 M,sehingga disebut juga tipe Rumah panggung.


- ASPEK ADAT

ATAP BENTUKNYA MELENGKUNG KEATAS PADA KEDUA UJUNG PERABUNGNYA. KAKI ATAP JUGA MELENGKUNG KEATAS, TETAPI TIDAKLAH SEKUAT LENGKUNGAN BUBUNGANNYA. BAHAN UTAMA ATAP DAHULU ADALAH IJUK, RUMBAI, TETAPI BEBERAPA WAKTU TERAKHIR INI SUDAH BANYAK YANG MENGGUNAKAN BEBERAPA SENG. PADA KEDUA UJUNG PUNCAK ATAP DIBERI HIASAN KHUSUS YANG DISEBUT SULOBAYUNG, PADA KEEMPAT SUDUT CUCURAN ATAP DIBERI PULA HIASAN YANG DISEBUT SAYOK LAYANGAN, CONTOHNYA ADA YANG MENYERUPAI BULAN SABIT, YANG MENGGAMBARKAN MEMBERIKAN PENERANGAN KEPADA SEISI RUMAH. TANDUK HEWAN KERBAU (MELAMBANGKAN BAHWA KERBAU ADLAH HEWAN YANG BANYAK MEMBANTU PENDUDUK DALAM MATA PENCAHARIANNYA ) DAN SAYAP LAYANG – LAYANG. UMUMNYA UKIRAN ITU MELENGKUNG KEATAS. MAKNA UKIRAN PADA KEDUA PUNCAK UJUNG ATAP ADALAH : PENGAKUAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA, BAHWA MANUSIA AKAN MENGHADAP KEMBALI DENGAN PENUH PENYERAHAN.

-ASPEK RELIGI

BENTUK ATAP LONTIK ( MELENGKUNG KEATAS PADA KEDUA UJUNGNYA ) MENGANDUNG MAKNA, BAHWA PADA AWAL DAN AKHIR HIDUP MANUSIA AKAN KEMBALI KEPADA YANG MAHA TINGGI, YAKNI TUHAN PENCIPTA SEKALIAN ALAM. DIDALAM KEHIDUPANNYA MANUSIA MEMASUKI LEMBAH YANG DALAM, YANG KADANG – KADANG PENUH PENDERITAAN DAN COBAAN. BILA IA SELAMAT DALAM MENGARUNGI LEMBAH, MAKA AKHIRNYA AKAN KEMBALI KETEMPAT ASALNYA DENGAN SELAMAT.



21. DENAH





Rumah Induk termasuk bangunan persegi panjang yang ukuranya tidak ditentukan karena besar kecilnya bangunan tergantung kepada kemampuan pemiliknya. Tetapi yang menjadi ketentuannya adalah bagaimana cara mengukur rumah, sehingga ukuran itu serasi bagi pemiliknya.










22. KOLONG RUMAH
  





- ASPEK KEPERCAYAAN/RELIGI

KOLONG RUMAH BIASANYA DIGUNAKAN OLEH PENDUDUK UNTUK MENGUMPULKAN KAYU BAKAR GUNA PERSIAPAN BULAN PUASA.

- ASPEK KEBUDAYAAN

UMUMNYA DIPERGUNAKAN UNTUK TEMPAT BERTUKANG PERAHU, MENYIMPAN PERAHU ( BERUKURAN KECIL ), TEMPAT MENYIMPAN KAYU API ATAU KAYU BAKAR, TEMPAT KANDANG TERNAK. KOLONG RUMAH TIDAK ADA PEMBAGIAN RUANGANNYA, KECUALI KOLONG DI BAWAH DAPUR CONTOHNYA TEMPAT UNTUK BUANGAN AIR CUCI PIRING YANG BIASANYA DISEBUT PELIMBAHAN.




23. LANTAI





 - ASPEK ADAT

TERBUAT DARI KAYU MERANTI, MEDANG ATAU PUNAK. UNTUK BAGIAN RUMAH INDUK LANTAINYA DAPAT DIBUAT DARI NIBUNG YANG DIBELAH – BELAH. SUSUNAN LANTAI SEJAJAR DENGAN RASUK, DAN MELINTANG DI ATAS GELEGAR, DIMANA UJUNGNYA DIBATASI OLEH BANDUL.
KETINGGIAN LANTAI TERGANTUNG KEPADA KETINGGIAN TIANG RUMAH. UMUMNYA SELISIH KETINGGIAN ITU ANTARA 20 – 60 CM.



- ASPEK KEBUDAYAAN

DI RUMAH INDUK LANTAINYA HARUS SELALU DISUSUN RAPAT, BAHKAN DIBERI BERLIDAH YANG DISEBUT “ PIAN “, SEDANGKAN DIRUANGAN DAPUR LANTAINYA DISUSUN JARANG ATAU AGAK JARANG.
LANTAI YANG TERBUAT DARI BELAHAN NIBUNG, BIASANYA DITEMPATKAN DIRUANG BELAKANG, ATAU DITEMPAT YANG SELALU KENA AIR,


SEPERTI TELODAN DAPUR. LANTA NIBUNG INI TIDAK DIPAKU, TETAPI DIJALIN DENGAN ROTAN DAN LEBARNYA ANTARA 5 - 1O CM.




24. DINDING



 - ASPEK ADAT

DIDALAM BANGUNAN MODERN DISEBUT PURUS. JADI DALAM MERAPATKAN DINDING YANG SATU DENGAN YANG LAINNYA, BAGIAN YANG MENONJOL ITU DIMASUKAN KEBAGIAN YANG CEKUNG SEHINGGA PAPAN – PAPAN ITU BENAR - BENAR RAPAT TIDAK TEMBUS AIR ATAU TEMBUS CAHAYA.
DINDING LIDAH PIAN BIASANYA DIPASANG BAGI RUMAH ORANG –ORANG YANG MAMPU, KARENA UNTUK MEMBUAT PIAN MEMERLUKAN TUKANG YANG AHLI DAN KAYU KERAS YANG TIDAK BERSERABUT.

- ASPEK KEBUDAYAAN

DINDING RUMAH LONTIK BENTUKNYA KHUSUS YAITU SEBELAH LUAR SELURUHNYA MIRING KELUAR, SEDANGKAN DINDING DALAM TEGAK LURUS. DINDING SELURUHNYA TIDAK MEMAKAI RANGKA DINDING, TETAPI DILEKATKAN KEPADA BALOK YANG DI PURUS DIMANA DINDING DITANAMKAN. BALOK TERSEBUT BERFUNGSI SEBAGAI RANGKA DINDING, JUGA SEKALIGUS MENJADI PENEMU ANTARA PAPAN SATU DENGAN PAPAN YANG LAINNYA.
BALOK KAKI DINDING SEBELAH MUKA MELENGKUNG KEATAS, DAN KALAU DISAMBUNG DENGAN UKIRAN SUDUT – SUDUT DINDING, KELIHATAN SEPERTI BENTUK PERAHU.




25. PINTU





 - ASPEK ADAT

PINTU DISEBUT JUGA AMBANG DAN LAWANG. PINTU YANG BERADA DIRUANGAN TENGAH KALAU RUMAH ITU BERBILIK, PINTU YANG MENGHUBUNGKAN BILIK DENGAN BILIK DISEBUT JUGA PINTU MALIM ATAU PINTU CURI. PINTU INI KHUSUS KLUARGA PEREMPUAN KLUARGA TERDEKAT ATAU UNTUK ANAK GADIS, YANG DIBUAT TERUTAMA UNTUK MENJAGA SUPAYA PENGHUN RUMMAH KALAU ADA KEPERLUAN DARI SATU BILIK KE BILIK LAINNYA TIDAK MELEWATI RUANGAN TENGAH, APALAGI BILA DIRUANGAN ITU SEDANG ADA TAMU.

SEBAB MENJADI ADAT PULA BAHWA “ LALU LALANG “ DIDEPAN TAMU MERUPAKAN PERBUATAN YANG TERCELA, TIDAK TAHU SOPAN DAN TIDAK BERADAB.



- ASPEK KEPERCAYAAN/RELIGI

PINTU MALIM MENGANDUNG MAKNA BAHWA PEMILIKNYA ADALAH ORANG ALIM, YAKNI ORANG YANG TAHU ADAT DAN AGAMA, SEHINGGA TIDAK MELANGGAR SOPAN SANTUN. SEDANGKAN PINTU CURI BERMAKNA BAHWA KELUAR MASUK PINTU ITU SEPERTI PENCURI YANG BERJALAN HATI – HATI DAN TIDAK BERISIK SEPERTI PENCURI.

-ASPEK KEBUDAYAAN

DISAMPING ITU PULA ADA PINTU YANG DIBUAT KHUSUS YANG DISEBUT BULAK. NAMA BULAK BERASAL DARI PERKATAAN “ BURAK “, YAKNI ISTILAH SETEMPAT YANG BERARTI BUAL – BUAL, BERSENDA GURAU, BERMAIN – MAIN.
DAUN PINTU DIBUAT BERBENTUK PANEL. BAHANNYA TERBUAT DARI KAYU PILIHAN. PADA BAGIAN ATAS PNTU DIBERI HIASAN SEBAGAI VENTILASI DENGAN UKIRAN TERTENTU SEPERTI BUNGA – BUNGAAN SEDANGKAN PADA BAGIAN BAWAH BIASANYA DIBERI KISI – KISI ATAU PAPAN PANEL. BIASANYA BERGUNA TERUTAMA UNTUK MENJAGA AGAR ANAK KECIL JANGAN TERJATUH.



Pembagian Fungsi Ruang



SETIAP RUANGAN TELAH DIATUR PENGGUNAANYA. HAL INI, BUKAN SAJA UNTUK MENJAGA KEMUNGKINAN KELUAR MASUKNYA ORANG LUAR SECARA BEBAS, TETAP JUGA MEMUPUK RASA DISIPLIN ANGGOTA KELUARGA RUMAH, SUPAYA MELETAKKAN SESUATU SESUAI DENGAN TEMPAT DAN FUNGSI.



RUANG TENGAH

RUANG KHUSUS KELUARGA :
DENGAN DEMIKIAN TERHINDARILAH KEMUNGKINAN LALU LALANGYA ORANG DILUAR RUMAH ITU.
SETIAP TAMU YANG DATANG AKAN MEMBATASI DIRINYA UNTUK TIDAK MASUK KE DALAM RUANGAN YANG TERLARANG SESUAI ADAT.

SELASAR

• TEMPAT MENERIMA TAMU.
• TEMPAT ANAK-ANAK BERMAIN.
• TEMPAT MELETAKKAN BENDA “KECIL” ALAT TANI DAN NELAYAN.
• BAGI KELUARGA (TERUTAMA LAKI-LAKI) DIGUNAKAN SEBAGAI TEMPAT BERSANTAI.



Perkembangan Arsitektur




JENIS BANGUNAN RUMAH TRADISIONAL MASYARAKAT RIAU BANYAK MENGALAMI PERKEMBANGAN DALAM HAL FUNGSI DAN BENTUKNYA SERTA TEKNOLOGI BAHAN YANG DIGUNAKANNYA. WALAU BELUM DIKETAHUI SIAPA YANG MEMBAWA PENGARUHNYA SAMPAI SAAT INI.
JENIS-JENISNYA, YAITU:

1. RUMAH SUDUNG-SUDUNG :

- TEMPAT TINGGAL KELUARGA DALAM UKURAN KECIL DAN TIDAK BERTIANG.
- BANGUNAN INI TERBUAT DARI BAHAN YANG SANGAT SEDERHANA, YAITU ATAP DARI DEDAUNAN DAN DINDING SEKEDARNYA SAJA.
- TEMPAT INI HANYA DIGUNAKAN SEBAGAI TEMPAT TINGGAL SEMENTARA ORANG-ORANG YANG MENCARI IKAN DI SUNGAI DAN ORANG YANG MENCARI HASIL HUTAN.

2. RUMAH BAGAN :

- BANGUNAN INI SUDAH BERDINDING DAN BERTIANG RENDAH.
- SEKARANG DIPERGUNAKAN ORANG-ORANG UNTUK TEMPAT MENCARI IKAN ATAU MENCARI HASIL HUTAN.

3. RUMAH PONDOK PISANG SESIKAT :


- BANGUNANINI BERTIANG TINGGI, ATAPNYA CURAM KEBELAKANG, DAN SUDAH MENDEKATI BENTUK RUMAH , YAITU BERKULIT KAYU DAN BERLANTAI KULIT KAYU.
- BANGUNAN INI SAMPAI SEKARANG BANYAK DIPERGUNAKAN DI LADANG-LADANG, SEBAB ITU PULA DISEBUT “PONDOK LADANG”.

4. RUMAH BELAH BUBUNG :

- RUMAH DENGAN ATAP YANG MEMAKAI TULANG BUBUNG (PERABUNG DITENGAH-TENGAH PUNCAK ATAPNYA).
- BANGUNAN INILAH YANG KEMUDIAN DISEBUT DENGAN RUMAH TRADISIONAL DAERAH RIAU, YANG DALAM PROSES DAN PENEMPATANNYA DIBERI BERBAGAI NAMA ITU.



ANALISA BANGUNAN



Umumnya dinamakan " Rumah Bubung Melayu " atau " Rumah Belah Bubung " atau " Rumah Belah Rabung ".
Selain itu, sebutan yang diberikan kepada rumah itu berdasarkan Bentuk Kecuraman Atap, Variasi Atap, dan Letak Rumah.

JENIS RUMAH BERDASARKAN BENTUK KECURAMAN ATAP
  • Rumah yang atapnya curam disebut "Rumah Lipat Pandan". (gbr 1)
  • Rumah yang atapnya agak mendatar disebut "Rumah Lipat Kanjang".(gbr 2)
  • Bila atapnya diberi tambahan disebelah bawah (kaki atap) dengan atap lain maka disebut "Rumah Atap Layar" atau "Rumah Ampar Labu". (gbr 3)




JENIS RUMAH BERDASARKAN LETAK RUMAH 


Rumah yang dibuat perabung atapnya sejajar dengan jalan raya dimana rumah itu terletak, disebut "Rumah Perabung Panjang". (gbr 1)

Rumah yang dibuat perabung atapnya tidak sejajar dengan jalan raya dimana rumah itu terletak, disebut
"Rumah Perabung Melintang". (gbr 2)






PENGARUH TEKNOLOGI









PENGARUH AGAMA TERHADAP ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL RIAU


Arsitektur pada banguna rumah tradisional sangat dpengaruhi oleh ajaran agama islam,karena penyebarannya yang melalui perdagangan yang terjadi di pesisir-pesisir pantai.

Beberapa pengaruh agama islam terhadap bentuk bangunan antara lain :

• Tangga rumah : berjumlah ganjil(biasanya berjumlah 5 anak tangga).Yang berarti 5 rukun  islam

• Tiang :

1. segi empat       : Melambangkan penjuru mata angin yang berarti akan mendatangkan rezeki dari segala penjuru.

2. Segi enam        : Merupakan rukun iman yang berarti agar pemilik rumah tetap taat dan beriman kepada Allah.

3. Segi tujuh       : Melambangkan adanya tingkatan surga & neraka.

4. Segi delapan  : Sama dengan segi empat.

5. Segi sembilan: Melambangkan,bahwa pemiliknya orang mamapu.

• Dinding(rumah lancing) : dindingnya miring keluar dengan hiasan kaki dinding mirip perau atau lancing.

• Atap( lontik) rumah lancang : melambangkan penghormatan kepada tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar